Pengalaman Pertama Kemping bersama Keluarga di Paseban Flying Resort

paseban-flying-resort

Saya memang hobi traveling, tapi sesungguhnya saya paling menghindari perjalanan ke daerah pegunungan apalagi sampai kemping di sana. Namun, bulan Oktober tahun lalu saya dan suami serta anak saya pergi kemping di Paseban Flying Resort, Sukabumi.

Ternyata, pengalaman kemping lagi setelah sekian juta tahun (((juta tahuuunn!))) tidak seburuk yang saya bayangkan. Nyatanya, pengalaman kemarin bisa dibilang menyenangkan. Bukan hanya saya yang senang, tapi anak dan suami juga menikmatinya!

Ada Apa dengan Pegunungan dan Kemping?

Jika disuruh memilih, saya akan dengan sukarela bergabung dengan orang-orang yang gemar bermain air di pantai dan snorkeling atau free diving di tengah laut dibandingkan jika harus mendaki gunung.

Namanya selera, saya merasa tidak menikmati perjalanan mendaki gunung yang sangat melelahkan dan menguras energi. Wkwk! Serius capek banget, Cuy, naik gunung itu. Bahkan mendaki Gunung Api Purba di Kulonprogo, Yogyakarta, yang kata orang-orang cincay saja rasanya pingin nangis banget. Haha.

Mau dikata lemah atau nggak punya daya juang, terserah dah! I’m done with trekking dan hiking ke daerah pegunungan. Satu-satunya prestasi saya yang membanggakan adalah ketika dengan susah payah berhasil mendaki Puncak Padar dan Gili Lawa Darat di Kepulauan Komodo, NTT.

Lalu apa hubungannya dengan kemping? Ya jelas banyak! Naik gunung identik dengan mendirikan tenda dan kemping di sana. Sementara di dalam bayangan saya, kemping adalah suatu kegiatan yang menyusahkan diri sendiri. Haha!

Pengalaman ini mungkin datangnya dari masa Sekolah Dasar dulu, di mana kemping dilakukan dalam rangka Pramuka dan ditempatkan di Bumi Perkemahan yang terkenal angker. Belum lagi ketersediaan air bersih yang terbatas dan kamar mandi yang jauh dari kata bersih.

Udah deh, bye-bye kemping!

Menerima Ajakan Kemping dari Suami

Saya dan suami saya memang sama-sama punya hobi traveling, kami bahkan pernah menjadi teman traveling sebelum menjadi teman hidup. Berbeda dengan saya, suami saya suka naik gunung dan kemping, meskipun kalau diajak main ke pantai juga oke.

Beberapa bulan lalu, suami saya mengajak saya untuk ikut dalam kegiatan kemping yang diidekan oleh teman-teman kantornya.

Hah, kemping banget nih?!

Melihat suami dan anak saya yang pecinta alam hijau ala pegunungan gitu, akhirnya saya mengiyakan ajakannya tersebut. Mulanya justru suami meragukan apakah saya benar-benar mau ikut, atau terpaksa karena harus menemaninya? :’)

Dipikir-pikir nggak ada salahnya lah saya ikutan kemping lagi setelah sekian tahun lamanya. Ini juga merupakan kesempatan yang sangat baik untuk mendekatkan anak saya dengan kehidupan di alam terbuka.

Persiapan Kemping bersama Keluarga

Sebagai orang yang masuk ke dalam well-prepared traveler, tentu saya mempersiapkan agenda kemping ini dengan baik. Kami mencari tempat persewaan tenda terlebih dahulu. Dari tempat persewaan tenda, kami menyewa tenda berukuran 4 orang, matras sebanyak 2 buah, fly sheet untuk berjaga-jaga jika hujan datang dan 2 buah lampu tenda.

Urusan pertendaan ini tentu suami yang lebih paham jadi dia yang mengurusnya. Saya, bagian mempersiapkan perlengkapan pribadi seperti pakaian ganti, alat sholat, perlengkapan tidur, obat-obatan dan peralatan makan.

Baca juga: Cuci Mobil Sambil Ngafe di Red Brick Cafe, Sukabumi

Suami saya pun berbagi tugas dengan teman-temannya untuk membawa perlengkapan memasak. Kami kebagian membawa alat panggang dan meja kecil.

Rasanya lebih heboh dari pada mau mudik deh persiapan kemping ini. Saya pun sempat membatin, “Astaga! Lebay banget, ih!” tapi ternyata semua yang kami bawa memang perlu untuk dibawa.

Lokasi Paseban Flying Resort

Paseban Flying Resort berlokasi di Jl. Selabintana Gang Musa II, Sudajaya Girang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat 43151. Rute menuju ke lokasi kemping ini sama dengan ketika kita berjalan menuju Pondok Halimun.

Dari Pondok Halimun, perjalanan masih berlanjut ke arah yang lebih atas lagi sekitar 2 Km. Jalannya tidak terlalu bagus karena masih berbatu-batu dan benar-benar masuk ke dalam hutan. Meski demikian, jalur kendaraan untuk menuju Paseban Flying Resort sudah tersedia.

paseban-flying-resort-sukabumi
Suasana asri di Paseban Flying Resort, Sukabumi

Kalau dilihat dari Google Maps, jarak dari rumah saya menuju Paseban Flying Resort adalah 12 Km dengan waktu tempuh kurang lebih 41 menit.

Kami bertiga berangkat selepas mengkondisikan anak saya agar makan siang dengan kondusif terlebih dahulu. Kami berangkat saat hujan turun cukup deras dan tiba di sana tepat saat hujan sudah reda.

Pengalaman Kemping di Paseban Flying Resort

Kesan pertama saya saat tiba di Paseban Flying Resort adalah tempatnya asri dan cukup terawat. Jauh lah ya dari bayangan bumi perkemahan yang horror gitu. Hoho. Ketika tiba di sana, sudah ada banyak keluarga lain yang mendirikan tendanya di spot masing-masing.

camping-area
Camping Ground

Suami saya dan teman-temannya pun langsung memilih spot terbaik untuk mendirikan tenda. Kami memilih tempat yang tak jauh dari toilet. Eh, ternyata toilet yang dekat dengan tempat kami mendirikan tenda tidak bisa digunakan. Zonk! Kami pun harus menggunakan toilet lain yang bisa beroperasi dengan baik.

Setelah tenda keluarga kami dan keluarga rombongan kami yang lain terpasang, anak-anak memanfaatkan waktu di sore hari untuk bermain bola dan berlari-larian di lapangan rumput yang belum dipakai untuk mendirikan tenda.

Di bawah ini ada beberapa cerita pengalaman yang cukup berkesan bagi saya selama menginap di Paseban Flying Resort:

1. Hujan Sepanjang Malam

Saat sedang memasak suki-sukian dan sosis bakar selepas magrib, hujan turun! Bapak-bapak pun langsung memasang flysheet di sekitar tempat kami memasak sehingga air hujan tidak membasahi hidangan makan malam kami.

Ternyata hujan turun begitu awet malam itu. Sometimes deras, lalu rintik-rintik. Gitu terus sepanjang malam. Untungnya, tenda zaman sekarang anti airnya daebak. Kami sama sekali tidak kebasahan meski tidur semalaman di dalam tenda.

camping-ground-at-night
Suasana perkemahan di malam hari

Sayangnya, rencana membuat api unggun harus dibatalkan karena cuaca yang tidak mendukung. Padahal yang paling dinantikan oleh anak saya adalah acara api unggun.

2. Ketempelan Lintah di Malam Hari

Ada kejadian yang cukup membuat saya agak-agak serem kalau mau kemping di musim hujan. Jadi, setelah kenyang makan malam dan ngobrol-ngobrol, saya dan suami masuk ke dalam tenda untuk bersiap tidur.

Ketika hendak menggunakan selimut, saya merasa ada yang aneh dengan telapak kaki saya. Rasanya kayak ada yang lengket dan mengigit, jadi ketika saya coba untuk singkirkan dengan jari-jari kaki saya, dia tetap menempel.

“Papah! Papah! Itu di kaki Mamah ada apaaa?!” Heboh dan panik karena saya jijik banget ada sesuatu yang nempel di kaki seperti waktu itu. Bayangan saya antara hewan-hewan aneh, ingus atau tumbuhan-tumbuhan semacam lumut gitu.

Suami saya langsung mengambil ponselnya dan menyalakan senter. Kondisi memang gelap di dalam tenda waktu itu. Suami saya pun mengambil sesuatu, untuk mengambil dan membuang something di kaki saya itu.

Awalnya dia nggak mau bilang itu apa, tapi setelah saya interogasi ternyata itu adalah pacet atau lintah. Thank’s God saya nggak dikasih liat hewannya, kalo nggak bisa histeris saya. lol!

3. Hidup Tanpa Sinyal

Selama kemping di Paseban Flying Resort, hal lain yang berkesan untuk saya adalah menghabiskan waktu tanpa sinyal. Tidak ada satu provider pun yang mampu menangkap sinyal dari tempat tersebut.

Sepi banget handphone dari notifikasi Whatsapp, email atau telepon. Nggak bisa juga kita upload-upload foto ke media sosial. Late post aja setelah turun gunung. Hehe. Nggak bisa juga Netflix-an di dalam tenda sambil nunggu ngantuk.

Baca tentang: Pengalaman Menyebrangi Situ Gunung Suspension Bridge

Situasi ini terbilang menguntungkan ya, terutama untuk anak-anak. Mereka jadi saling berkenalan dan bermain bersama. Bayangkan kalau ada handphone, bocil-bocil pasti sibuk sama Youtube-nya masing-masing.

4. Serunya Bermain Air di Sungai

Sungai-di-Paseban-Flying-Resort
Sungai di Paseban Flying Resort

Lokasi tempat kami berkemah memang dekat dengan sungai. Di pagi harinya, anak saya sudah ribut sekali ingin berenang di sungai. Gokils! Padahal kebayang gimana dinginnya tuh air sungai.

Saya, seperti biasa memilih untuk berfoto-foto sambil menikmati pemandangan di sekitar sungai. Anak saya turun ke sungai bersama papanya. Debit air sungai saat itu terbilang cukup deras, wajar karena habis hujan semalaman.

Anak saya tampak kedinginan tapi happy menikmati keseruan main air, bergelantungan di dahan pohon yang menjuntai dan menyusuri sungai di sana. Selain keluarga saya, banyak juga pengunjung yang bermain air di sungai pada pagi hari tersebut.

Fasilitas di Paseban Flying Resort

playground-di-paseban-flyring-resort
Ada playground anak-anak juga

Menurut saya, fasilitas yang tersedia di Paseban Flying Resort ini cukup lengkap. Di sana tersedia toilet umum, mushola, beberapa permainan anak-anak, area parkir dan mendirikan tenda yang cukup luas, tersedia persewaan kabin dan tenda juga.

Ada dua jenis kabin yang disewakan di sana. Pertama jenis kabin kaca di mana pengunjung bisa menikmati pemandangan alam dari dalam kabin, dan kedua kabin tanpa kaca yang bentuknya seperti rumah panggung.

kabin-di-paseban-flying-resort
Beberapa kabin yang disewakan

Satu kabin tersebut bisa menampung sekitar 4 sampai 5 orang. Harga sewanya yakni Rp500.000,- untuk kabin kaca dan Rp350.000,- untuk kabin biasa. Harga ini merupakan harga yang dikenakan per malam ya.

Saya lupa biaya per orang dan harga parkir mobil yang dikenakan untuk satu orang ketika berkemah di sana. Namun, pada saat itu saya dan suami mengeluarkan uang sebesar Rp150.000,- untuk dua orang (anak saya tidak bebas biaya) dan parkir mobil.

Bagi pengunjung yang tidak membawa peralatan kemping, di sana juga disediakan persewaan alat-alat kemping dan fasilitas lain seperti sarapan atau makan malam.

Untuk informasi lengkapnya, bisa langsung mengubungi via DM Instagram paseban.fly.resort atau nomor telepon di 081297441812.

Mau Kemping di Mana Lagi?

paseban-flying-resort-sukabumi
See you next trip!

Begitulah cerita panjang kali lebar soal pengalaman saya kemping di Paseban Flying Resort, Sukabumi. Semoga bisa menjadi gambaran untuk teman-teman yang tertarik berkemah di tempat ini.

Setelah pengalaman kemping kemarin, sepertinya saya ayok deh kalau diajakin kemping lagi! Meskipun ada pengalaman yang kurang menyenangkan seperti ketempelan lintah, tapi overall saya nggak kapok lagi kalau diajak kemping. Apalagi bareng suami dan anak saya. Hihi.

Kalau kalian, pernah punya pengalaman kemping bareng keluarga juga nggak? Kira-kira rekomendasi tempat kemping yang cocok buat keluarga apa lagi, nih?

Post a Comment

0 Comments