4 Tipe Traveler Setelah Berkeluarga, Termasuk yang Mana Kalian?

4-tipe-family-traveler

Traveling semasa single, double dan sudah ber’ekor’ memiliki ceritanya masing-masing. Tentu saja ada perbedaan yang benar-benar terasa ketika bepergian hanya membawa diri dengan bepergian bersama keluarga.

Ketika single, persiapan sebelum traveling benar-benar bisa sesimple mungkin. Kalaupun rempong, ya ribet dengan urusan diri sendiri. Saat masih berdua dengan suami pun, nggak begitu ada perbedaan yang signifikan. Meskipun, tentunya barang bawaan yang tadinya lebih sedikit menjadi lebih banyak.

Sebelum memiliki anak, traveling dengan jadwal padat masih dijabanin. Mengunjungi beberapa spot dalam satu hari, mengabadikan momen sebanyak mungkin melalui jepretan kamera.

Kehadiran anak membuat aktivitas traveling kami jadi ‘meriah’. Never imagine kalau bepergian bersama bocil itu bisa heboh banget, butuh persiapan yang nggak sebentar dan membuat kami harus beradaptasi lagi setiap kali bepergian.

4 Tipe Traveler Setelah Berkeluarga

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya, ada beberapa tipe family traveler yang menarik untuk diulas. Tipe traveler yang manakah teman-teman setelah berkeluarga?

1. Well-Prepared Traveler

well prepared traveler type
Sumber : Freepik

Tipe traveler ini memiliki perencanaan yang matang setiap kali akan bepergian. Mulai dari perhitungan budget dari jauh-jauh hari, mencari tempat penginapan yang nyaman, ramah anak dan tidak jauh dari tempat wisata yang akan dikunjungi.

Para well-prepared traveler juga biasanya sudah membuat daftar tempat wisata yang akan dikunjungi serta kuliner khas dan hits apa saja yang akan mereka coba. Nggak jarang juga, mereka mempercayakan perjalanannya menggunakan agen travel untuk mengurus jadwal dan kegiatannya.


2. Spontaneous Traveler

spontaneous traveler type
Sumber : Freepik
“Mah, ayok siap-siap kita berangkat ke Jepang…”

“Sekarang?”

“Iya sekarang, Papa udah booking hotel sama beli tiket pesawat,”

Gitu deh kalau punya suami yang tipe spontaneous traveler. Nggak ada angin nggak ada hujan, lagi enak-enak rebahan diajak berangkat. Kayaknya suami saya termasuk sih, meskipun belum pernah juga tiba-tiba gue diajak berangkat ke Jepang. lol!

Tipe traveler yang ini, kalau lagi semangat pergi ya harus berangkat saat masih high energy untuk bepergian. Kalau momennya udah lewat, kemudian jadi mager lagi.

Banyak yang punya pikiran, biasanya kalau direncanain nggak jadi-jadi sementara yang spontan pasti jadi tuh wacana traveling.


3. Busy Traveler

Sumber : Freepik
Tipe traveler sibuk kayak gini, pasti udah punya sederet daftar kegiatan dan tempat-tempat mana saja yang akan dikunjungi dalam sehari. Ibarat kata, hotel hanya dijadikan sebagai tempat untuk tidur aja. Sayang banget kayaknya kalau lama-lama menghabiskan waktu berdiam diri rebahan di hotel.

Saya jadi kembali teringat dengan ayah saya. Beliau pernah berkata ngapain pergi ke … (sebut kota tempat liburan) kalau kerjanya cuma tidur-tiduran di hotel saja?! Jadi, kalau bisa nih ya sejak setelah matahari terbit, minimal sudah ada kegiatan yang dilakukan sesederhana jalan-jalan di sekitar penginapan.

Jangan kasih kendor, gas terus maksimalkan waktu jalan-jalan. Tipe ini cocok bagi pasangan dengan anak-anak yang sudah lebih mandiri atau bagi pasangan yang nggak keberatan untuk rempong bareng menyiapkan berbagai kebutuhan mereka dan juga anak-anaknya.

Buat pasangan yang masih punya toddler, seru sih bisa memaksimalkan momen dengan jalan-jalan ke banyak tempat dalam satu hari. Tapi, harus dipikirkan juga kondisi fisik dan psikis baik dari orang tua maupun anaknya :’)

4. ‘Lazy’ Traveler

Sumber : Freepik
Kalau tipe yang satu ini, inginnya traveling untuk menikmati hidup di suatu tempat tanpa banyak mengeksplorasi tempat lain. Biasanya mereka memilih untuk memesan penginapan yang di dalamnya udah serba ada. Mulai dari breakfast, kamar yang nyaman, area olahraga, spa dan sauna, area bermain untuk anak-anak bahkan mencari penginapan yang ada private beach-nya sekalian.

Mungkin kegiatan traveling seperti ini lebih kita kenal dengan staycation kali ya. Nggak ada salahnya sih, pergi ke suatu tempat untuk refreshing dengan menikmati segala fasilitas yang ada. Apalagi di masa pandemi seperti ini, staycation jadi pilihan banyak keluarga untuk mencari hiburan di luar rumah.

Untuk pasangan yang ngebet traveling tapi merasa kerepotan dengan urusan perbocilan, nggak apa-apa lah sekali-kali menjadi ‘lazy’ traveler. Istri bisa istirahat sejenak dari hiruk pikuk pekerjaan rumah tangga, suami pun bisa cari suasana baru selain kantor dan rumah.

Kalian Tipe Traveler yang Mana?

Setelah membaca keempat tipe traveler setelah berkeluarga, ada nggak kira-kira yang relate dengan teman-teman?

Saat masih single dulu, saya termasuk traveler yang harus mempersiapkan semua dari jauh-jauh hari. Bisa dikatakan well-prepared traveler dan busy traveler, karena inner child saya selalu ngikut kata-kata Bapak yang merasa rugi banget udah datengin satu tempat tapi nggak ke mana-mana.

Setelah menikah, saya harus beradaptasi dengan kebiasaan suami yang kadang tanpa persiapan apa-apa langsung ngajakin pergi. Nginep pula! Saya juga harus membiasakan diri dengan suami yang setelah punya anak udah nggak mau lagi jadi ‘busy’ traveler.

Kalau dulu cari penginapan yang nggak usah pakai breakfast agar bisa plesiran cari kuliner, sekarang udah lah tambah breakfast aja biar nggak ribet milihin sarapan buat bocil.

Dulu, bisa datangin beberapa spot dalam sehari. Sekarang baru satu atau dua tempat, udah gempor ngejar-ngejar anak. Apalagi kalau dia capek dan minta gendong. Dah pengen buru-buru balik penginapan buat rebahan. Wqwq~

Tapi nggak apa-apa, tipe traveler apapun kita yang terpenting adalah menciptakan momen menyenangkan yang memorable bersama keluarga tercinta.

Post a Comment

0 Comments